JENEPONTO, SULSEL - Wakil Bupati Jeneponto, Paris Yasir menyewa alat berat (Eskavator) untuk melakukan pengerukan sedimentasi yang mengendap di saluran induk irigasi bendungan Kelara Karelloe ruas 1 pada bangunan pelimpah samping jaringan, Senin (7/2/2022).
Hal itu dilakukan. Lantaran, terjadi pendangkalan yang menyebabkan kapasitas debit air menurun mengairi lahan persawahan di beberapa desa. Bahkan, padi para petani terancam gagal panen.
Mengantisipasi hal tersebut, Wakil Bupati Jeneponto, Paris Yasir terjun langsung meninjau lokasi yang dimaksud guna mencarikan solusinya.
Paris Yasir yang begitu peduli terhadap rakyatnya bergerak cepat menyewa alat berat untuk mengangkat semua sedimen disepanjang irigasi bendungan Kelara Karelloe pada ruas 1.
" Ia jadi saya minta turunkan alat Eskavator nanti saya yang bayar yang penting bisa dinaikkan dulu sidemennya. Memamg kotoran sidemennya itu banyak sekali ada sekitar kurang lebih 100 mobil tongkang dinaikkan, " ungkap Wabup.
"Dan alhamdulillah setelah kita melakukan pengerukan sedimen sudah ada perubahan, ada penambahan debit air dari sebelumnya. sambung Paris kepada Indonesiasatu.co.id, Senin (7/2/2021).
Paris mengatakan, selain melakukan pengerukan sedimen, ia juga melakukan pembersihan di pintu penguras karena banyak limbah, sehingga itu salah satu penyebab menurunnya kapasitas debit air sekitar 5 kubit masuk di Paitana dari 7 kubit yang dibendung.
Untuk memaksimalkan itu sampai keangka 6-7 kubit, Paris Yasir bilang harus ada perbaikan - perbaikan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengangkat semua sidemen yang ada di pintu penguras.
"Kami ini hanya tahu bekerjalah dan mencari solusi, kami tidak pesimis melihat itu. Intinya saya sudah melakukan aksi, " bebernya.
Baca juga:
Petani dan Penyuluh Sambut Baik Program KUR
|
Bahkan beber Paris terdapat satu wilayah di kampung Parang Tinambung terancam gagal panen dan itu sudah dikunjungi selam lima malam berturut turut kerja sampai jam 2 malam untuk mengatur jalannya air, akan tetapi memang debit air terbilang rendah sehingga sangat berpengaruh.
"Makanya untuk mengantisipasi padi petani terancam gagal panen kita llakukan upaya dan langkah-langkah dengan cara menurunkan alat, perbaikan-perbaikan dan pembersihan, " jelas Wabup.
Paris menambahkan ada opini masyarakat yang perlu diluruskan, bahwa dengan adanya bendungan Kelara Kareloe masyarakat berlomba-lomba menggarap lahan baru, yang tadinya hanya menanam jagung, sekarang menanam padi. Sedangkan, suplai air dari Kelara Kareloe ini yang mengalir seperti daerah Tarowang dan seputaran Agang Je'ne itu tidak bertambah.
"Kasarnya begini, irigasi ini hanya mampu mengaliri sekitar kurang lebih 7 ribu hektar persawahan di tiga irigasi. Irigasi sekunder Tarowang, Bulo-bolo dan Agang Je'ne, " sebut Paris.
Ketika aliran irigasi dari Kelara ingin dimaksimalkan ketiga sekunder tersebut harus ada pelebaran jaringan. Sebab, yang dialiri sekarang ini diperkirakan sekitar 10-12 ribu hektar lahan persawahan.
Hal itu tentunya Wabup mengaku sedikit agak kesulitan karena sekarang diperkirakan luas lahan kurang lebih 11 ribu, sementara debit air hanya mampu mengaliri sekitar 7 ribuan hektar lahan persawahan.
"Air sebenarnya banyak hanya jaringan dari bendung Kelara 2 ini ke Paitana itu tidak bertambah debitnya. Maksimal 7 kubit perdetik, " tandasnya.
Penulis: Syamsir
Editor: Cq